Konsep Kerja Spanning Tree Protocol (STP) Part 1
Melanjutkan materi sebelumnya tentang STP, gambar dibawah
mengilustrasikan bagaimana STP bekerja.
- Switch saling bertukar pesan, pesan tersebut disebut Bridge Protocol Data Units (BPDUs)
- Memilih Root Bridge.
- Menentukan role port dan juga status port tersebut.
- STP Terbentuk.
Langkah-langkah diatas akan kita
bahas kembali nanti. Untuk saat ini kita perlu tau beberapa istilah pada STP.
Diantaranya :
Bridge ID : identitas unik bagi
setiap switch yang terhubung pada jaringan.
Merupakan kombinasi dari MAC
Address swtich dengan nilai prioritas yang dapat dikonfigurasi.
Root Bridge : Switch dengan bridge
ID terkecil.
Root port : Port yang terdapat
pada setiap switch, yang terkoneksi langsung ke root bridge.
Root path cost : Kalkulasi nilai
suatu switch untuk dapat mencapai root bridge.
Kalkulasi tersebut berdasarka
jumlah nilai port pada switch, dan juga nilai port pada root bridge.
Port cost : setiap interface/port
yang ada pada sebuah switch memiliki nilai tersendiri.
Nilai tersebut digunakan untuk
mengkalkulasikan root path cost pada switch, biasanya nilai tersebut dapat kita
konfigurasi, contohnya pada perangkat switch juniper ex nilai default nya 20000
untuk sebuah port Gigabit Ethernet.
Designated bridge : sebuah switch
yang merepresentasikan segment LAN
Port ID : identitas unik pada
setiap port yang ada pada setiap switch
Designated Port : Sebuah port yang
ada pada designated bridge dengan status forwarding pada segmen LAN.
Bridge protocol data unit : paket
yang berisi informasi sebuah switch. Setiap switch saling bertukar pesan
tersebut.
Setiap switch memiliki bridge id
unik masing-masing. Switch dengan bridge id terkecil akan menjadi root bridge,
ketika root bridge telah ditentukan, setiap switch non-root akan
mengkalkulasikan nilai pada setiap jalur/port untuk menentukan root path cost. Switch
non-root juga akan menerima BPDU STP secara periodik, yang mana pada BPDU
tersebut terdapat informasi root path cost dari switch pengirim. Switch yang
menerima BPDU tersebut, akan menabahkan nilai root path cost dengan nilai port
yang menerima pesan tersebut. Setelah itu port dengan nilai root path cost terendah
akan menjadi root port bagi switch non-root tersebut.
Seluruh switch yang berada pada
segmen jaringan yang sama akan menentukan switch mana yang memiliki jalur lebih
cepat untuk mencapai root bridge. Switch yang memiliki jalur yang paling cepat
akan menjadi designated bridge bagi segmen LAN tersebut, dan port yang menghubungkan
switch tersebut menuju jaringa akan menjadi designated port pada segmen LAN terseut.
Jika terdapat 2 jalur memiliki nilai yang sama menuju root bridge antara 2
switch atau lebih pada sebuah segmen, maka bridge ID yang menentukan switch
mana yang akan menjadi designated bridge, switch yang memiliki bridge ID paling
kecil akan dipilih. Jika terdapat 2 jalur yang memiliki nilai sama pada sebuah
switch, maka port ID yang menentukan port mana yang akan menjadi designated
port, port yang memiliki port ID paling kecil yang akan dipilih.
Saat ini kita akan membahas
beberapa istilah mengenai status port yang berlaku pada STP, diantaranya :
Blocking
Port akan membuang seluruh paket
data, namun tetap menerima pesan BPDU, port tersebut tidak digunakan pada
topologi yang sedang aktif.
Listening
Port akan membuang seluruh paket
data, namun tetap menerima pesan BPDU, port tersebut dapat bertransisi dan akan
digunakan pada topologi aktif.
Learning
Port akan membuang seluruh paket
data, namun tetap menerima pesan BPDU, port tersebut dapat bertransisi dan
switch sedang mempelajari MAC address dari port tersebut.
Forwarding
Port menerima dan mengirim paket
data serta mengirim dan menerima pesan BPDU, port sudah bertransisi dan switch
akan terus mempelajari MAC Address dari port tersebut.
.png)

0 comments: